Sabtu, 17 Agustus 2013

WebCam

Dear mom.

We need to talk, I'm running away for some weeks :'((

I love you! :*

But I need to go. LIVE... LIVE...

See the world. Los Angeles, New York, Atlanta, Miami, San Fransisco, and Las Vegas

But don't worry, mom. I'm bringing my friends.

We're team and We're strong! That's right!

I can't make friends with car companies or... the others! I'm not  going on their reality show. And I don't make me do the dishes there! ;)

I just wanna make you proud. I'll make you proud!

Your baby girl is gonna win!

$ 10000.00 And a car :DDDD

I promise to tweet everyday.

And don't worry, mom. I won't be alone. Because so many instrument support me. Facebook, Skype, Whatapps, and Youtube. I'll call you every day.

Thanks mom, I knew you'd understand. If you need me, I'll be on your TV :)))

Love, Lili.

Dear Parent

Jauh, tapi aku tahu esok hari nanti tetap seerat semula, dekapanmu itu. Ketika rindu dan kekhawatiran membuat ketidakhadiranmu terasa mencolok, kemudian tanpa sadar menghitung hari. Mengingatmu.

Kehidupan ini telah bergerak dari pundakmu, sepotong demi sepotong, menuju pundak dan langkahku sendiri. Kelak akan kuingat setiap kisah yang kau utarakan menjelang tidur, setiap lembar masa yang telah dialami dan disimpulkan untuk kupelajari.


Aku akan tumbuh, barangkali melampaui ekspektasimu. Namun sepertiku, aku akan menyimpanmu sebagai kenangan manis tentang masa kecil. Ketika dunia terlihat begitu baru, dan aku sapa ia tanpa rasa takut, karena hadirmu lebih menenteramkan dari perisai apapun.


Aku mengerti akan kebahagiaan sederhana tentang dirimu. Maka, apa yang kau cita-citakan akan tercapai, sebab aku memastikan apa yang kau tanamkan tak sekedar tumbuh di hatiku. Ia akan berbuah, tersebar, dan bertunas, serupa waris ilmu yang pancarannya tak mudah lekang.


Aku tahu, esok hari nanti tetap seerat semula. Karena aku mencintai sebagaimana engkau mencintai.

Minggu, 14 Juli 2013

Hideaway - Student Rick

When you walk out to the water
And you find that no one's there
Grab some driftwood
Drift away, as far as you can dream
There's a lighthouse
In the distance somebody calls your name
Lay your head down dream away

And somebody calls your name
And you need a place to hideaway
Somewhere so unknown
And you make for your escape as you drift and dream away...

Now you've been here once before some things will never change
It's a secret
Don't tell anyone!
No one will call your name
The sunlight starts to fall into the western sky
Lay your head down dream away

And somebody calls your name
And you need a place to hideaway somewhere so unknown
And you make for you escape as you drift and dream away
You drift and dream away

And somebody calls your name
And you need a place to hideaway somewhere so unknown
And you make for your escape as you drift and dream away..

Jumat, 12 Juli 2013

Delapan bulan, dua minggu.

I could only smile. Mom, I'm not a jolly nice girl like you, not feeling romantic girl who can easily express what I felt into words. But would I say something to prove that I love someone. Oops! No, no... Of course I love you. Until whenever ^-^
 
Jika Ibu bertanya apakah yang benar-benar menarik dari seorang pria untuk saya, maka saya tidak pernah sempat menjawab itu karena terlalu lama berpikir. Ah, itu hanya satu hal lain dan saya tidak menulis ini untuk jawabannya. Tetapi seandainya saja Ibu menanyakan sesuatu seperti apakah menurut saya yang menarik dari dirinya, haaa tentu saya tidak akan banyak berpikir. Hehehe...

Hmm, for God’s sake... Sebetulnya saya tidak tahu apa yang akan saya tulis. Bukan sedang galau, hanya bingung bergerak di waktu yang kosong. So, what am I thinkin right now? Tiba-tiba saya merindukan seseorang. Who is? ...Ibu. Tidak jarang dan tidak tiba-tiba juga sih, saya bahkan merindukannya setiap saat. Jujur saja, saya sangat tidak suka mengalami kerinduan. Pada siapapun, tentunya. Rasa seperti sesak napas. Jadi sekiranya akan lebih baik melakukan hal lain. Apa ya?

Online facebook. Chatting, sebut saja dengan “dia”.

            Dia : Hy...leh kenalan g?
            Saya : Nggak.
            Dia : Mank napa?
            Saya : Kan lo tanya boleh apa nggak. Tuh gue jawab. Nggak.
            Dia : Koq gitu sich??
            Saya : -menutup chat window-

Di chat lainnya, sebut saja dengan “dia” juga.

Dia : Hy...gy ap Non?
Saya : Chatting
Dia : Gy dmn skrg?
Saya : Di rumah
Dia : Rumah'a syp?
Saya : Rumah bokap gue
Dia : W kira rmh'a majikan, hahaha
Saya : Lucu y?

Ah, so freak! Baru saja mau me- log out tiba-tiba... Sebut saja “dia” lagi.

Dia : Hy...gy ap nich?
Saya : Lo ga punya pertanyaan lain ya?
Dia : Ya mksd w kan klu lg sibuk g mau ganggu...
Saya : iya, sibuk

Secepatnya. Close window, start, shut down. Benar-benar membosankan.

Kemudian saya menatap layar ponsel, tidak ada pesan ataupun panggilan. Melacak menu di ponsel, perhatian saya tertuju pada kalender. Jumat, 12 Juli 2013. Hey, what am I thinkin’ about that date? Usia kehamilan Ibu saat ini adalah 8 bulan, emmm... Yaa sekitar lebih 2 minggu lah. Yang ini agak menarik, lho.

Saya tidak habis pikir. Disisi lain ini adalah rezeki, disisi lain “menurut ilmu biologi” sebaiknya tidak terjadi. Ahh, tapi sebetulnya bukan itu!!! Coba bayangkan, saya berselisih 20 tahun (diperjelas, DUA PULUH TAHUN) dengan calon sweety baby atau baby sweety atau bayi dede atau dede bayi atau yang paling tepat adalah calon adik saya. Diperparah dengan usia Ibu, yang pada wanita usia ini beranjak tua, 44 tahun. Artinya jika dibanyangkan, kurang lebih saya dan calon adik saya sama dengan saya dan Ibu. Ini menegangkan!
 
Sungguh tidak bermaksud berpikir negatif. Hanya saja saya sangat khawatir dengan kondisi kehamilan Ibu diusianya saat ini. Saya anak pertama dari tiga bersaudara, perempuan satu-satunya. Adik-adik saya merupakan manusia super. Super nakal! Adik pertama, pelajar Sekolah Menengah Atas yang tidak bisa lepas dari Blackberrynya. Entah apa yang ada di dalam ponsel penjerumus itu sehingga membuat telinganya “budeg” ketika Ibu meminta pertolongan. Adik kedua, adalah jagoan neon kelas 2 SD. Yang satu ini merupakan si bolang alias bocah petualang yang dikhawatirkan menjadi si bolang alias bocah ilang, sehingga perlu pengawasan ketat dari Ibu. Dua laki-laki ini sungguh berguna sebagai pembuat susah Ibu di rumah. Tidak seperti sebelum mengandung... Saat ini, untuk menjaga dan membawa dirinya sendiri saja cukup berat. Kedua adik saya pun menjadi kurang perhatian.

Sekaligus saya merasa tidak berguna, apalagi ketika banyak waktu kosong saya tidak tahu mau melakukan apa. Inilah yang bikin saya selalu merindu. Seandainya berada dekat Ibu, setidaknya saya bisa memijat halus badan lelahnya, membelai perutnya yang kadang Ibu bilang bergerak karena ditendangi si calon adik dari dalam perut. Ibu bilang sih, rasanya pegal. But I can’t do anything!

Seperti saya sampaikan sebelumnya, saya benci mengalami kerinduan. Dengan kehamilan Ibu saat ini, saya seolah-olah semakin merasa sendiri. Maksud saya, menjalani pendidikan dengan jarak yang tidak dekat dari keluarga, saya tidak lagi menceritakan segala hal yang saya alami. Terasa ketika Ibu tidak sempat lagi menanggapi sesuatu yang saya anggap beliau harus tahu. Hal-hal yang menyenangkan, sesungguhnya ingin berbagi. Tapi cukup menjadi sesuatu yang membuat saya bertahan disini. Hal-hal yang menjadi masalah, mungkin akan menjadikan saya semakin dewasa dengan mencari jalan keluarnya sendiri. Saya selalu berpikir positif, hanya saja kerinduan selalu muncul untuk tersa menyedihkan. Damn it!

Dan saya selalu berusaha berpikir positif. Dengan Tuhan memberikan kehamilan di usian beliau saat ini, berarti Ibu adalah wanita yang kuat. Ya, selalu kuat dan cantik. Berdasarkan hasil Ultrasonography (USG) terakhir, calon adik saya berjenis kelamin laki-laki lho... OH MY GOD! LAKI-LAKI LAGI??? Mencoba berpikir positif lagi, artinya Ibu akan dijaga oleh tiga prajurit super. Saat ini mungkin super nakal, tapi siapa yang tahu besok? Super Star. Dan sayaaaaa.... Tentu menjadi tuan putri istimewa diantara tiga Super Star.

Okay! Berakhirnya tulisan ini, sedikit kerinduan terobati dengan berpikir positif dan mensyukuri apa yang Allah SWT takdirkan untuk terjadi. Good night, and sleep well.

Rabu, 10 Juli 2013

08072013

I’ve been born again with istiqamah. Ameen...
Ini akan selamanya, demi Tuhan. Tidak ada alasan yang berlebihan, dengan berjilbab saya hanya ingin mudah dikenali sebagai seseorang yang beragama Islam. Tapi demi Tuhan ini bukan bualan yang mengatasnamakan agama belaka karena sangat terlambat jika saya harus berubah. Kesadaran yang muncul dari akal sehat menjadikan ini sebuah transisi. Tapi saya pikir ini bukan juga sebuah transisi. Percayalah, sebagai wanita saya merasa seperti dilahirkan kembali. Percaya?

Cukup selama dua puluh tahun, dan cukup sampai dua puluh tahun. Ini akan selamanya, demi Tuhan. Betapa berdosanya, entah apa yang saya tunggu selama ini. Sangat menyesal, dan berharap dengan tertutupnya aurat akan terjaga juga ibadah dan tingkah laku saya. Berharap saya akan menjadi lebih baik. Seperti hari kelahiran kedua, saya sungguh berbahagia.

Tidak lepas dari tanggung jawab kedua orang tua, maka ini adalah murni kesalahan saya. Terlalu lama saya menunda perintahnya. Hidup dengan jarak yang cukup jauh, membuat meninggalkan banyak kecemasan di hati mereka. Khawatir dengan putrinya yang semakin dewasa, sampai kepalang bagaimana untuk menjaganya. Apalagi suatu hari saya akan hidup sendiri. Maafkan saya... Tetapi lihatlah, pastikan akan baik-baik saja.

Saya ingin menyampaikan, wanita berjilbab jauh lebih mulia, baik dalam pandangan maupun dalam berpakaian. Berhenti bicara “Hati dulu yang di jilbabin, baru tubuhnya” Itu hanya ucapan bagi wanita yang tidak punya niat penuh untuk segera mengenakan pakaian indah ini (seperti saya sebelumnya). Sesungguhnya hati akan menjadi lebih baik jika jilbab digunakan, karena kita masih punya rasa malu. Hendak melakukan apapun yang sekiranya tidak baik, kita akan berfikir dua kali karena malu dengan jilbab yang di kenakan. Segerakan dan berniatlah hanya karena Allah. Tidak perlu takut ataupun malu, karena sesungguhnya jilbab adalah pakaian mulia yang sama sekali tidak memalukan. Semoga menjadi Hamba Allah yang solehah, juga untuk suami-suami kita kelak bagi yang belum menikah, karena saya juga masih remaja. Hehehe...

Senin, 08 Juli 2013, tepat dua hari sebelum Ramadhan, maka ini adalah sebuah berkah. Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa. Puji syukur saya mempunyai orang tua yang memperhatikan sisi keimanan saya dalam beribadah. Dan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah memberi dukungan sepenuhnya. Terimakasih untuk semuanya.

Sekaligus saya mengucapkan Selamat Datang Bulan Ramadhan, hadirlah dengan membawa berkah bagi semua umat muslim. Amiin... Mohon maaf lahir dan batin.

Selasa, 09 Juli 2013

Whatever!

 

This is so complicated. I never thought to keep strong. Who knows, that I survive in such deep longing. I knew your heart was so cold, so I let the sun caress. I saw you were tired, then I let the air touch. The night made ​​you feel lonely, so I let the Moon be with you. Even when you were upset, the rain hold you back. And I did not do anything... I couldn't!

I never choose, it just happens. I never mentioned this as a secret.
I'm just keeping you in a comfort, in the most sincere heart. And I want you to believe that you are so special. 
This is not a distance, but I could never touch you. This made me so sick, so tired. Shit! I was very sad. But I always hold out and not give up with you. So please, don't make a doubt. And please, don't ever break my heart.

I'm sorry for this situation. We both saw that there was a high wall, isn't it? You said I was very good .. But it was such a lie! I didn't give anything to you. I was very bad. I couldn't be like the sun, the air, the moon, and the rain. They made me jealous, you know! Promise to me, you're not going to replace me with the sun, the moon, the air, and the rain. Never changed, and never give up... This is very complicated. But it doesn't matter.
We're one mistake from being together, but let's not ask why it's not right. Because I got you Babe...


-Love

Kamis, 27 Juni 2013

Who is - Bruno Mars

I was perfect for the circus,
if she dared me I'd do it,
love makes you stupid.
I gave it up, but I guess it was not enough,
cause she never seemed satisfied.


I know I'm not perfect,
but at the end of the day,
who is?


She wanted someone that's perfect.
Well okay,
but can you tell me
who is?

 

She set the bar,
just above the stars,
a rocket couldn't reach it,
but i still kept on reaching.
She watched me try,
at least a thousand times.

If she loved me she'd stop me, but noo.


I know I'm not perfect,
but at the end of the day,
who is?


She wanted someone that's perfect.
Well okay,
but can you tell me
who is ?

I saw something worth my future,
So wrong, so wrong.
In my mind I would tell you soon
But I guess I wasn't wrong


I know I'm not perfect,
but at the end of the day,
who is?

 

She wanted someone that's perfect,
well okay,
but can you tell me
who is?

 
Ooooh oooh Ooooh

Jumat, 19 April 2013

Perasaan Sekaligus Akal Sehat

Bukan kisah pribadi. Tidak juga berhubungan dengan postingan sebelum ini, ketika saya bisa membuat untaian kalimat tentang seseorang. Saya tertarik pada sebuah tulisan -Pembunuhan Besar-besaran Akal Sehat di Dunia Asmara!. Untuk tertarik, saya tidak harus merasa setuju tentang contentnya. Tidak pula saya peduli dengan masalahnya. Tapi saya mendapati bahwa ini lucu. Hal manusiawi yang terbaca dalam sebuah tulisan. Karakternya muncul disana. Logika yang sempurna.

Sangat adil. Subjeknya yang kejam ini terang-terangan mengakui mengambil keputusan terlalu cepat dan sederhana. Sayang saya tidak tahu tentang si lawannya ketika ia menjadi wanita yang dipilih, terlalu cepatkah baginya? Sederhanakah baginya? Kemudian ada “komitmen” yang saya pikir adalah buaian janji untuk sebuah final. Pembukaan cinta yang klasik, yang memang terjadi pada banyak manusia muda.

Tapi bagaimana jika salah satu harus mengakhiri dengan beberapa alasan yang ada dalam pemikirannya? Kemudian sang lawan memilih untuk bertahan? Wajar saja. Jika saya harus medeskripsikannya secara kasar, cinta dibutuhkan untuk kesenangan, kebahagiaan, bahkan membangun motivasi. Chemistrynya yang khas adalah favorit bagi semua insan. Apa itu chemistry? Chemistry adalah rasa akibat cinta bukan dalam hubungan sedarah. Maka statusnya tidak absolut. Kecuali memang kebetulan masuk dalam garis takdir.

Kata kunci yang saya dapat sesuai penyampaiannya adalah logika atau akal sehat. Hemat saya, berjuta alasan tentang suatu hal dapat dijawab melalui akal sehat. Sumber yang empirik. Maka disampaikannya sebuah alasan untuk mengakhiri hubungan adalah hanya pembunuhan terhadap akal sehat jika harus menjalani/mempertahankan hubungan yang tidak ada chemistry lalu terasa hambar, bahkan muncul sebuah kemunafikan, bahkan sadar bukan seorang malaikat penyelamat. Dan memilih mengakhiri. Kejam, bukan? Ketika sebuah usaha mempertahankan hubungan harus dihentikan, akal sehat punya sejuta alasan, tapi bagaimana dengan perasaan? Ada perbedaan mendasar antara antara pria dan wanita dalam memandang soal cinta. Perbedaan tersebut tentu saja memberi pengaruh terhadap sikap dan perilaku keduanya. Inilah yang ingin saya tanggapi.

Bohong besar kalau kita bisa jatuh cinta dengan begitu saja tanpa bisa mengelak. Yang sesungguhnya terjadi, proses jatuh cinta dipengaruhi tradisi, kebiasaan, standar, gagasan, dan ideal kelompok dari mana kita berasal. Sungguh tidak ada yang salah. Ketika kita mulai menyukai, mencintai serta menyayangi seseorang, maka ada dua aspek yang seharusnya terlibat dalam diri kita. Kedua aspek tersebut adalah perasaan dan logika. Perasaan itu ada, agar cinta dapat dirasakan. Logika itu hadir, agar cinta tidak merugikan. Apabila seseorang dapat menempatkan antara perasaan dan logika itu pada posisi yang seimbang, dan didasari dengan niat yang tulus, cinta itu tidak merugikan, dan cinta itu tidak akan menghadirkan rasa kecewa.

Ketika kita menyetujui satu ikatan, selain rasa yang ada di dalam hati kita, fungsi logika juga harus tetap bekerja. Karena logika membuat cinta tidak sekedar rasa sayang yang ada tetapi disini lain kita dapat melihat mengapa seseorang menyakiti perasaan kita. Karena kehidupan dua insan yang saling mengasihi dan dilandasi oleh cinta, bukanlah sebuah tali ikatan untuk beberapa hari saja. Ada masa waktu yang lebih panjang yang harus dilalui dengan komitmen yang kuat. Seharusnya ada yang lebih dapat dirasakan di saat cinta hadir di hati kita, rasa saling memiliki, saling memberi, saling pengertian dan saling percaya.

Hakikatnya, Tuhan menciptakan pria dan wanita dengan sifat manusiawi yang berbeda. Pria yang mencoba membuktikan keseriusannya melalui sebuah komitmen kemudian kapan saja bisa mangaburkan itu dengan alasan dalam logikanya, memang betul. Tapi wanita tidak seperti itu. Komitmen baginya betul-betul suatu janji. Tanpa tahu alasan mengapa bisa mencintai, tanpa tahu alasan kenapa harus mempertahankan, wanita tidak punya banyak cara membuktikan umpan baliknya. Tapi semua yang dilakukannya terkait hubungan adalah keseriusan akibat sebuah komitmen. Siapapun pria di dunia ini tidak akan mampu mendeskripsikan cinta seorang wanita melalui akal sehatnya. Terlebih cinta bukan dalam hubungan sedarah. Sehingga saya berpikir, seandainya sifat manusiawi ini Tuhan tukar. Agar tahu bagaimana rasanya. Hehehe... Sebab itulah, hubungan bukan sesuatu yang harus serius, maka kita akan merasa kaku, bosan, dan terkekang. Cukup menjalaninya dengan baik. Tahu apa yang harus dilakukan, dan sebaliknya.

Jadi teringat ketika seorang dosen di kelas berkata “Segala sesuatu didunia ada dengan memiliki alasannya masing-masing. Kecuali satu di dunia ini, cinta.” Hahaha. Sungguh tidak ada yang salah. Hal manusiawi yang terbaca dalam sebuah tulisan. Karakternya muncul disana. Logika yang sempurna.

Sabtu, 06 April 2013

Kau Dalam Tulisanku

Bayangkan semua orang menjalani hidup dengan damai. Kamu mungkin mengatakan aku seorang pemimpi, tapi aku bukan satu-satunya. Aku berharap suatu hari nanti kamu akan bergabung denganku, dan dunia akan menjadi ...

Catatan Pertama

Ketika sudah malam, aku hanya akan beranjak ke tempat tidurku
Menatap keempat dinding lagi
Berpikir, mengingat tentang terakhir kali aku memiliki waktu yang indah
Ketika sudah malam, semua orang punya tempat untuk pergi
Dan mereka akan meninggalkan aku
Disini aku sendiri dan disini ia juga pergi...

Catatan Kedua

Aku hanya akan melihat dari kejauhan saat kau sedang membuat hidupmu sendiri
Begitu pun saat kau sedang melukis langitnya, aku begitu ingin tau...
Kau membuatnya begitu nyata
Bahkan kau menunjukkan sesuatu yang tak bisa aku lihat
Aku percaya ...

Catatan Ketiga

Kau seperti malaikat yang menengok kampungku
Kau berdiri di bentengku dimana aku memikirkan hal-hal besar
Ini adalah tempatku memikirkanmu setelah pertemuan kita yang pertama
Pertama kali bertemu kau tidak terlihat nyata bagiku
Aku tidak pernah melihat begitu banyak warna pada seseorang (sebelumnya)
Tapi kau terlihat seperti datang dari tempat yang jauh
Kau dan semua warnamu...
Masihkah ingat hal pertama yang kau katakan padaku? "aku tersesat"
Oh, kau tidak terlihat tersesat, tidak bagiku...

Catatan Keempat 

Kadang kau berpikir akan baik-baik saja (sendiri)... 
“mimpi” adalah keinginan yang kau buat sendirian
Sangat mudah untuk merasa tidak perlu bantuan
Tapi lebih sulit saat nanti kau berjalan sendiri
Kau akan berubah ketika kau menyadari...
Dari awal sampai akhir, ketika kau memiliki seseorang disampingmu
Tau kapan kau merasa hilang dan takut
Seseorang yang bisa diandalkan, seseorang yang akan peduli
Menemukan keindahan menuju “mimpi” yang kau buat sendiri
Tapi itu jika kau membuka hati...

Catatan Kelima

Kita sangat arogan, bukan?
Kita begitu takut untuk menjadi tua
Kita lakukan segala cara untuk mencegahnya
Kita tidak menyadari betapa istimewanya menjadi tua bersama seseorang
Seseorang yang tidak akan memaksamu melakukan pembunuhan, atau (juga) tidak menghinamu melebihi batas
(sangat manis...)

Tidak pernah terpikir untuk menyimpan dan akan menemukannya lagi. Hahaha... Hanya catatan kecil pada halaman belakang. Jadi teringat, saat itu adalah malam minggu, maka seorang lajang tidak akan menatap layar ponselnya untuk sebuah pesan atau panggilan. Hanya sedang merasa kerinduan. Kerinduan yang tidak pernah sampai pada pemiliknya.

Selasa, 02 April 2013

The Sense

Simple Plan – Jump (lyrics)

I dont wanna wake up today
Cause everyday’s the same
And I’d been waiting so long
For things to change
I’m sick of this town
Sick of my job
Sick of my friends ’cause everyone’s jaded
Sick of this place, I wanna break free
I’m so frustrated, I just wanna ... (just check it!)


"And I just wanna jump", yeah! Hahaha... I was on the lyrics, tidak sedikitpun tentang videonya. Pembukaan yang berlebihan, bukan? Ikuti saja.

Cenderung pada sebuah tindakan. Remaja dalam sebuah lingkaran adalah hal yang penuh aturan. Paham? Kelompok saya memiliki keseharian yang berbeda dengan orang-orang kebanyakan. Meski rasa syukur kepada Tuhan adalah wajib, kenyataannya Tuhan menciptakan manusia dengan sifat-sifat manusiawinya. Satu yang saya maksud adalah bosan. Klasik, seseorang seringkali merefleksikan itu dengan cara melakukan sebuah deviasi. Banyak macamnya. Ada yang melakukan sebuah perlawanan atau pembatahan, ada yang pergi menghindar, bahkan ada yang memilih tidak melakukan apapun. So, that’s about jump! Jump from a circle of rules.

Hmm... Saya memiliki analogi, mungkin ini ringan. Teringat ketika saya masih seorang pelajar, tentu saya pernah belajar tentang fisika ataupun kimia. Dalam suatu larutan dikenal istilah titik jenuh, yaitu kondisi dimana suatu benda terlarut sudah tidak bisa larut lagi pada lingkungan yang sama. Contoh: gula akan larut pada air, tetapi bila kita memasukkan gula terus menerus ke dalam gelas berisi air tersebut, akan terjadi suatu kondisi dimana gula tidak akan bisa larut lagi, alias titik jenuh gula pada air.

Dianalogikan dengan reaksi kimia gula dan air di atas, begitu juga terjadi dalam lingkungan saya. Mungkin jika seseorang adalah administrator maka ia jenuh dengan berkas dihadapannya, atau seorang SPG jenuh terhadap posisinya di lapangan, atau seorang sopir bus antar kota jenuh terhadap rute yang dilaluinya, dan saya seorang siswa didik dalam asrama di suatu lembaga yang (katakanlah) bosan dengan semua aktivitas yang sama, dimana semua itu bisa terjadi dalam hitungan bulan ataupun tahun tergantung tingkat kejenuhannya. Kegiatan yang nyaris sama dilakukan berulang-ulang, setiap hari, dan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, tentu saja berpotensi terjadi kebosanan akut (seram sekali...) yang dapat memicu peningkatan stress bergerak dan berpikir.

Untuk melarutkan gula yang sudah pada titik jenuh, dapat dilakukan juga dengan cara menambah air. Air bagaikan sesuatu yang harus dilebihkan sesuai waktu tertentu, sedangkan gelasnya adalah keadaan dalam menerima perubahan. Dibutuhkan hal yang baru dalam suatu organisasi atau lembaga, terlepas apakah berkaitan langsung dengan kegiatan ataupun tidak, setidaknya ada sebuah intermezzo yang akan membuat pikiran menjadi lebih segar. Tidak heran kalau orang-orang dalam kelompok saya sering menyebut ‘butuh penyegaran’. Hehehe...

Begitulah sekiranya sedikit rasa dari keseharian saya. Disamping seperti monoton, saya tidak menyukai hal-hal yang diulang. Apalagi jika pergerakan penuh dengan omong kosong, maka penuh juga dengan bualan. Butuh satu suasana untuk menyampaikan perbedaan di tengah-tengah pemikiran yang klasik. Tapi saya tidak yakin setiap orang akan mengerti. Ya, mungkin setiap orang harus mencoba untuk melepaskan kacamata kudanya. Beruntungnya saya bukan orang yang memaksa, meski ada bisik untuk menghina. Dan maafkanlah untuk ini. Cukup adil. Setidaknya minimal yang saya lakukan adalah makan teratur, tidur teratur, dan berpikir teratur. Zona yang aman. 

Jangan anggap hiperbola, ini hanya sedikit rasa. Bahkan saya menemukan banyak hal yang tidak pernah terpikirkan. Asyik. Perlu tahu? Hmmm... kembali pada kimia. Kecepatan reaksi gula untuk larut di air juga tergantung dengan suhu, dimana jika suhu dinaikkan maka gula akan semakin mudah untuk larut. Dalam keseharian, suhu tersebut ibarat “sesuatu” atau “seseorang” di lingkungan saya. Membuat diri saya lebih cepat nyaman dan menyesuaikan dengan lingkungan yang kaku. Akhirnya saya akan larut. Sungguh. Dan lebih jauh saya akan menceritakan tentang ini. Hihihi...

Baiklah. Biar bagaimana pun, gula tetap lah gula. Sedangkan kita, saya, adalah manusia yang diciptakan Tuhan dengan akal dan pikiran yang cerdas paling sempurna dibandingkan dengan makhluk-Nya yang lain. Hanya ujian sebuah moment. Terlepas dari segala sesuatu yang tidak menyenangkan, atau sesuatu yang sangat menyenangkan, bahkan sekalipun memiliki seseorang yang indah... Hal itu adalah rasa syukur.

How about “jump”, huh? Hahaha...

Jumat, 22 Maret 2013

Reunion Invitations

RE yang artinya kembali, dan UNI yang artinya bersatu. Jadi jika digabung maka bisa diartikan “kembali bersatu”. Dengan reuni kita bisa menjalin kembali hubungan dengan teman seperjuangan dulu. Kita bisa mengetahui kabar mereka, dimana mereka tinggal, dimana mereka bekerja, bagaimana keadaan mereka saat ini, dan tepatnya lagi adalah ajang nostalgia dan intermezzo.

Meski sekedar pertemuan atau kangen-kangenan dengan teman semasa sekolah atau menunjukkan kepada teman lama bagaimana perkembangan hidup dan keadaan masing-masing, kita juga kerap mengagumi bagaimana hebatnya perkembangan teman lama kita, atau mungkin juga kesempatan untuk mencari networking bisnis dengan sesama alumni yang lain. Namun terkadang sebuah ajang reuni kerap membuat teman lama enggan untuk hadir, misalkan karena kurangnnya kesuksesan yang diraih pada dirinya, sehingga ada perasaan malu ketika bertemu dengan teman lama. Hmm, that was me! Hahahaha...

Ya, saya pernah membenci sebuah undangan reuni tepat selama satu tahun setelah lulus SMA. Seperti pada postingan sebelumnya, saya adalah tipikal orang memperhatikan gengsi atau kemenangan yang diinginkan banyak orang. Pastikan setiap orang memiliki cita-cita yang berkelanjutan. Tapi tidak sedikit cita-cita akan berubah sesuai kebutuhan, waktu, dan keadaan. Isn’t it?

Ketika lulus SMA (2010) saya cukup dalam keadaan sibuk dan mumet. Saya rasa ini dilakukan setiap orang pada kondisi yang sama. Jika seseorang yang kebetulan berada pada ekonomi rendah, Ia akan giat untuk mencari sebuah pekerjaan, atau melanjutkan ke perguruan tinggi dengan beasiswa murid teladan, atau mengikuti seleksi Sekolah Kedinasan bergengsi yang free of charge seperti Akademi Militer, Akademi Angkatan Udara, Akademi Angkatan Laut, Akademi Kepolisian, Institut Pemerintahan Dalam Negeri, atau yang lainnya (jika masih ada). Dan jika seseorang kebetulan dalam kondisi ekonomi menengah/keatas Ia akan berusaha melanjutkan ke perguruan tinggi negeri/swasta yang ternama, memulai bisnis, atau juga mengikuti seleksi sekolah kedinasan bergengsi seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Bahkan sebagian orang tidak memiliki tujuan. But It’s none of our business. Everyone has a choice.

Betapa sangat rumit. Saat itu saya tidak memiliki kemauan yang pasti. Hampir setiap teman-teman saya menyusun rencana yang begitu mengerikan. Maka ketika beberapa teman saya mengikuti tes perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia seperti Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Gajah Mada, dan masaih banyak lagi, tentu saya tidak mau ketinggalan. Kebetulan saat itu (sampai sekarang) saya mengagumi yellow jacketnya Universitas Indonesia. Singkat cerita, bla..bla..bla.. Well, beberapa teman saya tertawa bahagia dengan sumpurna karena diterima dan saya juga menangis dengan sempurna telah ditolak melalui empat tahap berbeda meraih Yellow Jacket. How pity I am.

Belum berakhir, ketika beberapa teman saya yang lain mengikuti seleksi sekolah kedinasan ternama, maka pastikan saya juga sebagai salah satu peserta testnya. Hihihi... Bagian satu ini lebih mengerikan. Jika mau dibilang berlebihan, memang iya. Bagian ini membutuhkan kandidat-kandidat yang sempurna. Jauh dari kesiapan saya pada saat itu yang tidak begitu menguasai pengetauhuan sosial karena saya mengambil jurusan ilmu alam sebelumnya (saat SMA), kemampuan bahasa inggris saya dengan nilai toefl *** (maaf tidak patut disebutkan), dan kemampuan fisik yang standar. Untuk kesiapan, saya mengikuti les privat untuk beberapa pengetahuan yang akan diperlukan, berolah raga teratur, dan melakukan check kesehatan. Sayangnya terlalu singkat. In the end, sangat banyak yang gagal, one of them is me. Huhuhu... Sangat benci dengan yang berhasil!

Satu lagi. Ketika beberapa memutuskan belajar di Perguruan Tinggi Swasta saya tidak tertarik dengan itu. Mungkin karena tidak ada kepastian setelahnya. Eh, belum tentu sih. So, saya berusaha untuk tidak merasa gila. Dan diakhir keputus asaan ini dua berita menggelikan harus diterima. Yang pertama bahwa saya resmi diterima sebagai mahasiswi di universitas cukup bergengsi tapi dengan fakultas yang tidak masuk akal. Kedua, diterima pada fakultas yang cukup baik di universitas yang penduduk asli pulaunya pun tidak tahu dimana lokasi tempat itu, bahakan saya yang secara cuma-cuma mencoba pun tidak tahu. Hampir gila!

Tidak terlalu baik. Satu tahun dalam gaya tidak jelas. Saya lebih menyukai memutuskan komunikasi dengan beberapa orang terutama teman-teman saya yang telah berhasil. Mungkin saya orang yang kurang bersyukur, tapi siapapun harus sepakat bahwa ini perasaan yang manusiawi. Saya tidak meninggalkan balasan untuk beberapa pesan dan panggilan di ponsel dan menghindari komunikasi jejaring sosial. Terasa buruk. Satu yang paling saya benci adalah undangan reuni. Bagaimana bisa saya hadir ditengah-tengah cerita perkembangan hidup yang berbeda. Tahu pasti saya bukan salah satunya, tapi tidak pernah bisa menerima. Entah. Saya tidak menyukai moment dengan tidak ada sesuatu yang harus saya ceritakan. I was too bad, I knew it. Beberapa sahabat mencari, saya harus menolak.

Hahahaha...

Siapa yang tahu jika saya masih menyimpan sesuatu? Saya rasa ini cukup satu tahun. Thanks to my God Allah SWT. Saya mendapatkan satu yang pernah gagal. Cukup baik disini. Cukup sepadan dan berbeda. Meski mendapatkan koreksi untuk diri saya sendiri setelah banyak ucapan selamat dari teman-teman lama. Mereka yang tidak pernah melupakan. Forgive me, pliss...

Hey! Saya telah dua tahun berjalan. Lebih dari sekadar undangan reuni, banyak saya terima. Jika satu tahun itu sangat menolak, sekarang sudah dua tahun saya sangat tertarik dengan ini. Si jaket kuning? Yuk foto bareng. Apalagi taruna, dimana kita akan makan malam? Hahaha... Menjelang Paskah, undangan reuni tepat pada waktunya. Wow! Kenapa begitu tepat? Sangat berharap untuk dapatkan weekend. Nggak sabar...! Katakanlah pribadi yang buruk, ini adanya. I’m in “brown”. Meski akhirnya saya malas untuk bangun karena saya menghadapi hari-hari yang sama. Thanks God.