RE yang artinya
kembali, dan UNI yang artinya bersatu. Jadi jika digabung maka bisa diartikan “kembali
bersatu”. Dengan reuni kita bisa menjalin kembali hubungan dengan teman
seperjuangan dulu. Kita bisa mengetahui kabar mereka, dimana mereka tinggal,
dimana mereka bekerja, bagaimana keadaan mereka saat ini, dan tepatnya lagi
adalah ajang nostalgia dan intermezzo.
Meski
sekedar pertemuan atau kangen-kangenan dengan teman semasa sekolah atau
menunjukkan kepada teman lama bagaimana perkembangan hidup dan keadaan
masing-masing, kita juga kerap mengagumi bagaimana hebatnya perkembangan teman
lama kita, atau mungkin juga kesempatan untuk mencari networking bisnis dengan sesama alumni yang lain. Namun
terkadang sebuah ajang reuni kerap membuat teman lama enggan untuk hadir,
misalkan karena kurangnnya kesuksesan yang diraih pada dirinya, sehingga ada perasaan
malu ketika bertemu dengan teman lama. Hmm, that was me! Hahahaha...
Ya, saya pernah membenci sebuah undangan
reuni tepat selama satu tahun setelah lulus SMA. Seperti pada postingan
sebelumnya, saya adalah tipikal orang memperhatikan gengsi atau kemenangan yang
diinginkan banyak orang. Pastikan setiap orang memiliki cita-cita yang
berkelanjutan. Tapi tidak sedikit cita-cita akan berubah sesuai kebutuhan,
waktu, dan keadaan. Isn’t it?
Ketika lulus SMA (2010) saya cukup
dalam keadaan sibuk dan mumet. Saya rasa ini dilakukan setiap orang pada
kondisi yang sama. Jika seseorang yang kebetulan berada pada ekonomi rendah, Ia
akan giat untuk mencari sebuah pekerjaan, atau melanjutkan ke perguruan tinggi
dengan beasiswa murid teladan, atau mengikuti seleksi Sekolah Kedinasan bergengsi
yang free of charge seperti Akademi Militer, Akademi Angkatan Udara, Akademi
Angkatan Laut, Akademi Kepolisian, Institut Pemerintahan Dalam Negeri, atau
yang lainnya (jika masih ada). Dan jika seseorang kebetulan dalam kondisi
ekonomi menengah/keatas Ia akan berusaha melanjutkan ke perguruan tinggi negeri/swasta
yang ternama, memulai bisnis, atau juga mengikuti seleksi sekolah kedinasan
bergengsi seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Bahkan sebagian orang tidak
memiliki tujuan. But It’s none of our business. Everyone has a choice.
Betapa
sangat rumit. Saat itu saya tidak memiliki kemauan yang pasti. Hampir setiap
teman-teman saya menyusun rencana yang begitu mengerikan. Maka ketika beberapa
teman saya mengikuti tes perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia seperti
Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Gajah Mada, dan
masaih banyak lagi, tentu saya tidak mau ketinggalan. Kebetulan saat itu
(sampai sekarang) saya mengagumi yellow jacketnya Universitas Indonesia. Singkat
cerita, bla..bla..bla.. Well, beberapa teman saya tertawa bahagia dengan sumpurna
karena diterima dan saya juga menangis dengan sempurna telah ditolak melalui
empat tahap berbeda meraih Yellow Jacket. How pity I am.
Belum berakhir, ketika beberapa teman
saya yang lain mengikuti seleksi sekolah kedinasan ternama, maka pastikan saya
juga sebagai salah satu peserta testnya. Hihihi... Bagian satu ini lebih
mengerikan. Jika mau dibilang berlebihan, memang iya. Bagian ini membutuhkan
kandidat-kandidat yang sempurna. Jauh dari kesiapan saya pada saat itu yang
tidak begitu menguasai pengetauhuan sosial karena saya mengambil jurusan ilmu
alam sebelumnya (saat SMA), kemampuan bahasa inggris saya dengan nilai toefl ***
(maaf tidak patut disebutkan), dan kemampuan fisik yang standar. Untuk kesiapan,
saya mengikuti les privat untuk beberapa pengetahuan yang akan diperlukan,
berolah raga teratur, dan melakukan check kesehatan. Sayangnya terlalu singkat.
In the end, sangat banyak yang gagal, one of them is me. Huhuhu... Sangat benci
dengan yang berhasil!
Satu lagi. Ketika beberapa memutuskan
belajar di Perguruan Tinggi Swasta saya tidak tertarik dengan itu. Mungkin karena
tidak ada kepastian setelahnya. Eh, belum tentu sih. So, saya berusaha untuk
tidak merasa gila. Dan diakhir keputus asaan ini dua berita menggelikan harus
diterima. Yang pertama bahwa saya resmi diterima sebagai mahasiswi di
universitas cukup bergengsi tapi dengan fakultas yang tidak masuk akal. Kedua, diterima
pada fakultas yang cukup baik di universitas yang penduduk asli pulaunya pun
tidak tahu dimana lokasi tempat itu, bahakan saya yang secara cuma-cuma mencoba
pun tidak tahu. Hampir gila!
Tidak terlalu baik. Satu tahun dalam
gaya tidak jelas. Saya lebih menyukai memutuskan komunikasi dengan beberapa
orang terutama teman-teman saya yang telah berhasil. Mungkin saya orang yang
kurang bersyukur, tapi siapapun harus sepakat bahwa ini perasaan yang manusiawi.
Saya tidak meninggalkan balasan untuk beberapa pesan dan panggilan di ponsel dan menghindari
komunikasi jejaring sosial. Terasa buruk. Satu yang paling saya benci adalah
undangan reuni. Bagaimana bisa saya hadir ditengah-tengah cerita perkembangan
hidup yang berbeda. Tahu pasti saya bukan salah satunya, tapi tidak pernah bisa
menerima. Entah. Saya tidak menyukai moment dengan tidak ada sesuatu yang harus
saya ceritakan. I was too bad, I knew it. Beberapa sahabat mencari, saya harus menolak.
Hahahaha...
Siapa
yang tahu jika saya masih menyimpan sesuatu? Saya rasa ini cukup satu tahun. Thanks
to my God Allah SWT. Saya mendapatkan satu yang pernah gagal. Cukup baik
disini. Cukup sepadan dan berbeda. Meski mendapatkan koreksi untuk diri saya
sendiri setelah banyak ucapan selamat dari teman-teman lama. Mereka yang tidak
pernah melupakan. Forgive me, pliss...
Hey!
Saya telah dua tahun berjalan. Lebih dari sekadar undangan reuni, banyak saya
terima. Jika satu tahun itu sangat menolak, sekarang sudah dua tahun saya sangat
tertarik dengan ini. Si jaket kuning? Yuk foto bareng. Apalagi taruna, dimana
kita akan makan malam? Hahaha... Menjelang Paskah, undangan reuni tepat pada
waktunya. Wow! Kenapa begitu tepat? Sangat berharap untuk dapatkan weekend. Nggak
sabar...! Katakanlah
pribadi yang buruk, ini adanya. I’m in “brown”. Meski akhirnya saya malas untuk
bangun karena saya menghadapi hari-hari yang sama. Thanks God.
haha yellow jacket dan taruna ya?
BalasHapussepertinya saya juga pernah mempunyai mimpi seperti itu. :D
izin kang. hehehe jadi malu. tapi insyaallah sekarang yang terbaik kang. makasih atas komentarnya kang.
BalasHapusiya neng, yakin aja. karna kalo bukan yg terbaik pasti gak akan pernah mungkin terjadi. :)
BalasHapus