Jumat, 12 Juli 2013

Delapan bulan, dua minggu.

I could only smile. Mom, I'm not a jolly nice girl like you, not feeling romantic girl who can easily express what I felt into words. But would I say something to prove that I love someone. Oops! No, no... Of course I love you. Until whenever ^-^
 
Jika Ibu bertanya apakah yang benar-benar menarik dari seorang pria untuk saya, maka saya tidak pernah sempat menjawab itu karena terlalu lama berpikir. Ah, itu hanya satu hal lain dan saya tidak menulis ini untuk jawabannya. Tetapi seandainya saja Ibu menanyakan sesuatu seperti apakah menurut saya yang menarik dari dirinya, haaa tentu saya tidak akan banyak berpikir. Hehehe...

Hmm, for God’s sake... Sebetulnya saya tidak tahu apa yang akan saya tulis. Bukan sedang galau, hanya bingung bergerak di waktu yang kosong. So, what am I thinkin right now? Tiba-tiba saya merindukan seseorang. Who is? ...Ibu. Tidak jarang dan tidak tiba-tiba juga sih, saya bahkan merindukannya setiap saat. Jujur saja, saya sangat tidak suka mengalami kerinduan. Pada siapapun, tentunya. Rasa seperti sesak napas. Jadi sekiranya akan lebih baik melakukan hal lain. Apa ya?

Online facebook. Chatting, sebut saja dengan “dia”.

            Dia : Hy...leh kenalan g?
            Saya : Nggak.
            Dia : Mank napa?
            Saya : Kan lo tanya boleh apa nggak. Tuh gue jawab. Nggak.
            Dia : Koq gitu sich??
            Saya : -menutup chat window-

Di chat lainnya, sebut saja dengan “dia” juga.

Dia : Hy...gy ap Non?
Saya : Chatting
Dia : Gy dmn skrg?
Saya : Di rumah
Dia : Rumah'a syp?
Saya : Rumah bokap gue
Dia : W kira rmh'a majikan, hahaha
Saya : Lucu y?

Ah, so freak! Baru saja mau me- log out tiba-tiba... Sebut saja “dia” lagi.

Dia : Hy...gy ap nich?
Saya : Lo ga punya pertanyaan lain ya?
Dia : Ya mksd w kan klu lg sibuk g mau ganggu...
Saya : iya, sibuk

Secepatnya. Close window, start, shut down. Benar-benar membosankan.

Kemudian saya menatap layar ponsel, tidak ada pesan ataupun panggilan. Melacak menu di ponsel, perhatian saya tertuju pada kalender. Jumat, 12 Juli 2013. Hey, what am I thinkin’ about that date? Usia kehamilan Ibu saat ini adalah 8 bulan, emmm... Yaa sekitar lebih 2 minggu lah. Yang ini agak menarik, lho.

Saya tidak habis pikir. Disisi lain ini adalah rezeki, disisi lain “menurut ilmu biologi” sebaiknya tidak terjadi. Ahh, tapi sebetulnya bukan itu!!! Coba bayangkan, saya berselisih 20 tahun (diperjelas, DUA PULUH TAHUN) dengan calon sweety baby atau baby sweety atau bayi dede atau dede bayi atau yang paling tepat adalah calon adik saya. Diperparah dengan usia Ibu, yang pada wanita usia ini beranjak tua, 44 tahun. Artinya jika dibanyangkan, kurang lebih saya dan calon adik saya sama dengan saya dan Ibu. Ini menegangkan!
 
Sungguh tidak bermaksud berpikir negatif. Hanya saja saya sangat khawatir dengan kondisi kehamilan Ibu diusianya saat ini. Saya anak pertama dari tiga bersaudara, perempuan satu-satunya. Adik-adik saya merupakan manusia super. Super nakal! Adik pertama, pelajar Sekolah Menengah Atas yang tidak bisa lepas dari Blackberrynya. Entah apa yang ada di dalam ponsel penjerumus itu sehingga membuat telinganya “budeg” ketika Ibu meminta pertolongan. Adik kedua, adalah jagoan neon kelas 2 SD. Yang satu ini merupakan si bolang alias bocah petualang yang dikhawatirkan menjadi si bolang alias bocah ilang, sehingga perlu pengawasan ketat dari Ibu. Dua laki-laki ini sungguh berguna sebagai pembuat susah Ibu di rumah. Tidak seperti sebelum mengandung... Saat ini, untuk menjaga dan membawa dirinya sendiri saja cukup berat. Kedua adik saya pun menjadi kurang perhatian.

Sekaligus saya merasa tidak berguna, apalagi ketika banyak waktu kosong saya tidak tahu mau melakukan apa. Inilah yang bikin saya selalu merindu. Seandainya berada dekat Ibu, setidaknya saya bisa memijat halus badan lelahnya, membelai perutnya yang kadang Ibu bilang bergerak karena ditendangi si calon adik dari dalam perut. Ibu bilang sih, rasanya pegal. But I can’t do anything!

Seperti saya sampaikan sebelumnya, saya benci mengalami kerinduan. Dengan kehamilan Ibu saat ini, saya seolah-olah semakin merasa sendiri. Maksud saya, menjalani pendidikan dengan jarak yang tidak dekat dari keluarga, saya tidak lagi menceritakan segala hal yang saya alami. Terasa ketika Ibu tidak sempat lagi menanggapi sesuatu yang saya anggap beliau harus tahu. Hal-hal yang menyenangkan, sesungguhnya ingin berbagi. Tapi cukup menjadi sesuatu yang membuat saya bertahan disini. Hal-hal yang menjadi masalah, mungkin akan menjadikan saya semakin dewasa dengan mencari jalan keluarnya sendiri. Saya selalu berpikir positif, hanya saja kerinduan selalu muncul untuk tersa menyedihkan. Damn it!

Dan saya selalu berusaha berpikir positif. Dengan Tuhan memberikan kehamilan di usian beliau saat ini, berarti Ibu adalah wanita yang kuat. Ya, selalu kuat dan cantik. Berdasarkan hasil Ultrasonography (USG) terakhir, calon adik saya berjenis kelamin laki-laki lho... OH MY GOD! LAKI-LAKI LAGI??? Mencoba berpikir positif lagi, artinya Ibu akan dijaga oleh tiga prajurit super. Saat ini mungkin super nakal, tapi siapa yang tahu besok? Super Star. Dan sayaaaaa.... Tentu menjadi tuan putri istimewa diantara tiga Super Star.

Okay! Berakhirnya tulisan ini, sedikit kerinduan terobati dengan berpikir positif dan mensyukuri apa yang Allah SWT takdirkan untuk terjadi. Good night, and sleep well.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar