I’ve
been born again with istiqamah. Ameen...
Ini
akan selamanya, demi Tuhan. Tidak ada alasan yang berlebihan, dengan berjilbab saya
hanya ingin mudah dikenali sebagai seseorang yang beragama Islam. Tapi demi
Tuhan ini bukan bualan yang mengatasnamakan agama belaka karena sangat
terlambat jika saya harus berubah. Kesadaran yang muncul dari akal sehat menjadikan
ini sebuah transisi. Tapi saya pikir ini bukan juga sebuah transisi. Percayalah,
sebagai wanita saya merasa seperti dilahirkan kembali. Percaya?
Cukup
selama dua puluh tahun, dan cukup sampai dua puluh tahun. Ini akan selamanya,
demi Tuhan. Betapa berdosanya, entah apa yang saya tunggu selama ini. Sangat menyesal,
dan berharap dengan tertutupnya aurat akan terjaga juga ibadah dan tingkah laku
saya. Berharap saya akan menjadi lebih baik. Seperti hari kelahiran kedua, saya
sungguh berbahagia.
Tidak
lepas dari tanggung jawab kedua orang tua, maka ini adalah murni kesalahan
saya. Terlalu lama saya menunda perintahnya. Hidup dengan jarak yang cukup jauh,
membuat meninggalkan banyak kecemasan di hati mereka. Khawatir dengan putrinya
yang semakin dewasa, sampai kepalang bagaimana untuk menjaganya. Apalagi suatu
hari saya akan hidup sendiri. Maafkan saya... Tetapi lihatlah, pastikan akan
baik-baik saja.
Saya ingin menyampaikan, wanita berjilbab
jauh lebih mulia, baik dalam pandangan maupun dalam berpakaian. Berhenti bicara
“Hati dulu yang di jilbabin, baru tubuhnya” Itu hanya ucapan bagi wanita yang
tidak punya niat penuh untuk segera mengenakan pakaian indah ini (seperti saya
sebelumnya). Sesungguhnya hati akan menjadi lebih baik jika jilbab digunakan,
karena kita masih punya rasa malu. Hendak melakukan apapun yang sekiranya tidak
baik, kita akan berfikir dua kali karena malu dengan jilbab yang di kenakan. Segerakan
dan berniatlah hanya karena Allah. Tidak perlu takut ataupun malu, karena
sesungguhnya jilbab adalah pakaian mulia yang sama sekali tidak memalukan. Semoga
menjadi Hamba Allah yang solehah, juga untuk suami-suami kita kelak bagi yang
belum menikah, karena saya juga masih remaja. Hehehe...
Senin,
08 Juli 2013, tepat dua hari sebelum Ramadhan, maka ini adalah sebuah berkah. Semoga
Allah SWT mengampuni segala dosa. Puji syukur saya mempunyai orang tua yang
memperhatikan sisi keimanan saya dalam beribadah. Dan terima kasih kepada
rekan-rekan yang telah memberi dukungan sepenuhnya. Terimakasih untuk semuanya.
Sekaligus
saya mengucapkan Selamat Datang Bulan Ramadhan, hadirlah dengan membawa berkah
bagi semua umat muslim. Amiin... Mohon maaf lahir dan batin.
Puji Tuhan, selamat ya dek,
BalasHapusSemoga bertambah dewasa dan semakin dekat dengan Allah. :)
bikin blog lah, jangan nulis sepotong-potong di status fb hehe
Hapustapi sekian banyak tulisan saya, kayaknya gak pernah deh tere ninggalin jejak? waah, diskriminasi gender ini namanya!
amiin, terima kasih banyak ya mbak :)
BalasHapussebenarnya ini bukan sebuah penghargaan, sebenarnya nilainya sama saja dengan ketika mengerjakan kewajiban yang lain, seperti shalat. Tapi menjadi sangat berharga, karena seperti yang lili sebutkan di awal, ini menjadi sebuah momen untuk terlahir kembali. :)
BalasHapusKuncinya jangan terbuai dengan momen ini, tapi sesegera lepas dan buat perbaikan lain yang lebih indah, dan jangan pernah lagi terebak dengan pertanyaan menyesatkan yaa. :)
iya kang, insyaallah tidak terbuai dg momen ini. cuma supaya bisa mengingat aja kapan memulainya, hehehe... akan segera lepas dan buat perbaikan lain yg lebih indah. insyaallah. makasih banyak kang :)
BalasHapus