I could only smile. Mom, I'm not a jolly nice girl like
you, not feeling romantic girl who
can easily express
what I felt into words. But
would I say
something to prove
that I love
someone. Oops! No, no... Of course I love you. Until whenever ^-^
Jika Ibu bertanya apakah yang
benar-benar menarik dari seorang pria untuk saya, maka saya tidak pernah sempat
menjawab itu karena terlalu lama berpikir. Ah, itu hanya satu hal lain dan saya
tidak menulis ini untuk jawabannya. Tetapi seandainya saja Ibu menanyakan
sesuatu seperti apakah menurut saya yang menarik dari dirinya, haaa tentu saya
tidak akan banyak berpikir. Hehehe...
Hmm, for God’s sake... Sebetulnya saya
tidak tahu apa yang akan saya tulis. Bukan sedang galau, hanya bingung bergerak
di waktu yang kosong. So, what am I thinkin’ right now? Tiba-tiba
saya merindukan seseorang. Who is? ...Ibu. Tidak jarang dan tidak tiba-tiba
juga sih, saya bahkan merindukannya setiap saat. Jujur saja, saya sangat tidak
suka mengalami kerinduan. Pada siapapun, tentunya. Rasa seperti sesak napas. Jadi
sekiranya akan lebih baik melakukan hal lain. Apa ya?
Online facebook. Chatting, sebut saja dengan “dia”.
Dia : Hy...leh kenalan g?
Saya : Nggak.
Dia : Mank napa?
Saya : Kan lo tanya boleh apa nggak. Tuh
gue jawab. Nggak.
Dia : Koq gitu sich??
Saya : -menutup chat window-
Di chat
lainnya, sebut saja dengan “dia” juga.
Dia : Hy...gy ap Non?
Saya : Chatting
Dia : Gy dmn skrg?
Saya : Di rumah
Dia : Rumah'a syp?
Saya : Rumah bokap gue
Dia : W kira rmh'a majikan, hahaha
Saya : Lucu y?
Ah, so freak! Baru saja mau me- log out tiba-tiba... Sebut saja “dia” lagi.
Dia : Hy...gy ap nich?
Saya : Lo ga punya pertanyaan lain ya?
Dia : Ya mksd w kan klu lg sibuk g mau ganggu...
Saya : iya, sibuk
Secepatnya. Close window, start, shut down. Benar-benar membosankan.
Kemudian saya menatap layar ponsel, tidak ada pesan
ataupun panggilan. Melacak menu di ponsel, perhatian saya tertuju pada
kalender. Jumat, 12 Juli 2013. Hey, what am I thinkin’ about that date? Usia kehamilan
Ibu saat ini adalah 8 bulan, emmm... Yaa sekitar lebih 2 minggu lah. Yang ini
agak menarik, lho.
Saya tidak habis pikir. Disisi lain ini adalah rezeki,
disisi lain “menurut ilmu biologi” sebaiknya tidak terjadi. Ahh, tapi
sebetulnya bukan itu!!! Coba bayangkan, saya berselisih 20 tahun (diperjelas,
DUA PULUH TAHUN) dengan calon sweety baby atau baby sweety atau bayi dede atau
dede bayi atau yang paling tepat adalah calon adik saya. Diperparah dengan usia
Ibu, yang pada wanita usia ini beranjak tua, 44 tahun. Artinya jika
dibanyangkan, kurang lebih saya dan calon adik saya sama dengan saya dan Ibu. Ini
menegangkan!
Sungguh tidak bermaksud berpikir negatif. Hanya saja
saya sangat khawatir dengan kondisi kehamilan Ibu diusianya saat ini. Saya anak
pertama dari tiga bersaudara, perempuan satu-satunya. Adik-adik saya merupakan
manusia super. Super nakal! Adik pertama, pelajar Sekolah Menengah Atas yang
tidak bisa lepas dari Blackberrynya. Entah apa yang ada di dalam ponsel
penjerumus itu sehingga membuat telinganya “budeg” ketika Ibu meminta
pertolongan. Adik kedua, adalah jagoan neon kelas 2 SD. Yang satu ini merupakan
si bolang alias bocah petualang yang dikhawatirkan menjadi si bolang alias
bocah ilang, sehingga perlu pengawasan ketat dari Ibu. Dua laki-laki ini
sungguh berguna sebagai pembuat susah Ibu di rumah. Tidak seperti sebelum
mengandung... Saat ini, untuk menjaga dan membawa dirinya sendiri saja cukup
berat. Kedua adik saya pun menjadi kurang perhatian.
Sekaligus saya merasa tidak berguna, apalagi ketika
banyak waktu kosong saya tidak tahu mau melakukan apa. Inilah yang bikin saya
selalu merindu. Seandainya berada dekat Ibu, setidaknya saya bisa memijat halus
badan lelahnya, membelai perutnya yang kadang Ibu bilang bergerak karena
ditendangi si calon adik dari dalam perut. Ibu bilang sih, rasanya pegal. But I
can’t do anything!
Seperti saya sampaikan sebelumnya, saya benci
mengalami kerinduan. Dengan kehamilan Ibu saat ini, saya seolah-olah semakin merasa
sendiri. Maksud saya, menjalani pendidikan dengan jarak yang tidak dekat dari
keluarga, saya tidak lagi menceritakan segala hal yang saya alami. Terasa ketika
Ibu tidak sempat lagi menanggapi sesuatu yang saya anggap beliau harus tahu.
Hal-hal yang menyenangkan, sesungguhnya ingin berbagi. Tapi cukup menjadi
sesuatu yang membuat saya bertahan disini. Hal-hal yang menjadi masalah,
mungkin akan menjadikan saya semakin dewasa dengan mencari jalan keluarnya
sendiri. Saya selalu berpikir positif, hanya saja kerinduan selalu muncul untuk
tersa menyedihkan. Damn it!
Dan saya selalu berusaha berpikir positif. Dengan
Tuhan memberikan kehamilan di usian beliau saat ini, berarti Ibu adalah wanita
yang kuat. Ya, selalu kuat dan cantik. Berdasarkan hasil Ultrasonography
(USG) terakhir, calon adik saya berjenis kelamin laki-laki lho... OH MY GOD!
LAKI-LAKI LAGI??? Mencoba berpikir positif lagi, artinya Ibu akan dijaga oleh
tiga prajurit super. Saat ini mungkin super nakal, tapi siapa yang tahu besok? Super
Star. Dan sayaaaaa.... Tentu menjadi tuan putri istimewa diantara tiga Super
Star.
Okay! Berakhirnya
tulisan ini, sedikit kerinduan terobati dengan berpikir positif dan mensyukuri
apa yang Allah SWT takdirkan untuk terjadi. Good night, and sleep well.